Manajemen
kinerja adalah aktivitas untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah
dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan juga efisien.
Manajemen kinerja bisa berfokus pada kinerja dari suatu organisasi, departemen,
karyawan, atau bahkan proses untuk menghasilkan produk atau layanan, dan juga
di area yang lain.
Baik di
tingkatan organisasi ataupun individu, salah satu fungsi kunci dari manajemen
adalah mengukur dan mengelola kinerja. Antara gagasan, tindakan dan hasil
terdapat suatu perjalanan yang harus ditempuh. Dan barangkali istilah yang
paling sering digunakan di keseharian yang menggambarkan perkembangan dari
perjalanan tersebut dan juga hasilnya adalah “kinerja”.
Kinerja
sendiri adalah suatu hal yang berorientasi ke masa depan, disesuaikan spesifik
berdasarkan kondisi khusus dari setiap organisasi/individu dan didasarkan atas
suatu model kausal yang menghubungkan antara input dan output (Lebas 1995).
ASPEK KINERJA
Blumenthal
(2003) menyatakan bahwa peningkatan kinerja bisa merupakan hasil perbaikan dari
salah satu atau lebih aspek berikut ini:
* Stabilitas
organisasi yang terkait apakah layanannya bisa secara konsisten dihantarkan dan
organisasi bisa terus bertahan.
* Stabilitas
finansial yang terkait dengan kemampuan organisasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya, semisal, kemampuan untuk membayar tagihan-tagihan. Stabilitas
finansial seringkali kurang dihiraukan sebagai perihal yang penting dalam
pembangun kapasitas.
* Kualitas program
(produk dan layanan) yang didasarkan pada indikator dampak, termasuk riset
memadai tentang bagaimana program yang efektif serta sistem pengelolaan hasil
keluaran.
* Pertumbuhan
organisasi yang didasarkan pada kemampuan mendapatkan sumberdaya dan
menyediakan lebih banyak layanan. Secara sendiri, pertumbuhan bukanlan suatu
indikator kerja.
LANGKAH-LANGKAH
MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN KINERJA
Di tempat saya
bekerja berikut beberapa langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengimplementasikan manajemen kinerja :
1. Pengembangan strategi
Menjelang
akhir tahun, perusahaan melakukan evaluasi kinerja di tahun yang sedang
berjalan. Evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan dalam pengembangan strategi
di tahun yang akan datang.
2. Target Setting
Setelah
menentukan strategi, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan
target yang ingin dicapai. Karena perusahaan saya bergerak di bidang IT
Solution, maka target yang dibuat adalah target penjualan, di mana setiap
karyawan memiliki target masing-masing yang harus dicapai.
3. Pengukuran dan analisa kinerja
Pengukuran
kinerja dilakukan melalui evaluasi berkala oleh atasan. Evaluasi tersebut
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
5. Kompensasi dan
insentif
Berdasarkan
hasil pengukuran dan analisa kerja, diberikan kompensasi dan insentif sesuai kinerja
masing-masing karyawan.
6. Proses tersebut
berjalan dengan konsep PDCA (Plan Do Check Action)
PRINSIP DASAR
PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA
Untuk
dapat menerapkan manajemen kinerja dalam suatu organisasi, diperlukan adanya
prasyarat dasar yang harus dipenuhi dalam suatu organisasi, yaitu:
Adanya
suatu indikator kinerja (key performance indicator) yang terukur secara
kuantitatif dan jelas batas waktunya. Ukuran ini harus dapat menjawab berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh organisasi tersebut. Jika perusahaan yang
berorientasi pada profit, maka ukurannya adalah ukuran finansial seperti omset
penjualan, laba bersih, pertumbuhan penjualan dan lain-lain.
–
Perencanaan kinerja, berupa penetapan indikator kinerja lengkap dengan berbagai
strategi dan program kerja yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
diinginkan.
–
Pelaksanaan, di mana organisasi bergerak sesuai dengan rencana yang telah
dibuat, jika ada perubahan akibat adanya perkembangan baru maka lakukan
perubahan tersebut.
–
Evaluasi kinerja, yaitu menganalisis apakah realisasi kinerja sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Semuanya ini harus serba kuantitatif.
Adanya
suatu sistem reward and punishment yang bersifat konstruktif dan konsisten
dijalankan. Konsep reward ini tidak selalu harus bersifat finansial, tetapi
bisa juga berupa bentuk lain seperti promosi, kesempatan pendidikan dan
lain-lain. Reward and punishment diberikan setelah melihat hasil realisasi
kinerja, apakah sesuai dengan indikator kinerja yang telah direncanakan atau
belum. Tentu saja harus ada suatu performance appraisal atau penilaian kinerja
lebih dahulu sebelum reward and punishment. Penerapan punishment ini harus
hati-hati, karena dalam banyak hal pembinaan jauh lebih bermanfaat.
Menerapkan
konsep manajemen SDM berbasis kompetensi. Umumnya organisasi yang berkinerja
tinggi memiliki kamus kompetensi dan menerapkan kompetensi itu tersebut kepada
hal-hal yang penting, seperti manajemen kinerja, rekruitmen, seleksi,
pendidikan, pengembangan pegawai, dan promosi. Kompetensi ini meliputi
kompetensi inti organisasi, kompetensi perilaku, dan kompetensi teknis yang
spesifik dalam pekerjaan. Jika kompetensi ini sudah dibakukan dalam organisasi,
maka kegiatan manajemen SDM akan menjadi lebih transparan, dan pimpinan organisasi
juga dengan mudah mengetahui kompetensi apa saja yang perlu diperbaiki untuk
membawa organisasi menjadi berkinerja tinggi.
Sumber :
Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar