Senin, 20 Oktober 2014

Analisis Pekerjaan




Definisi Analisis Pekerjaan

Analisis pekerjaan adalah proses sistematis dalam menghimpun informasi tertulis mengenai jenis pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan organisasi tercapai. Tujuan analisis pekerjaan adalah menganalisis jenis pekerjaan, kualifikasi pekerja, perhitungan beban kerja, penempatan pekerja dan penetapan standar kualitas kerja.


Manfaat Analisis Pekerjaan

-Menetapkan basis rasional bagi struktur kompensasi.
-Mengevaluasi bagaimana tantangan lingkungan mempengaruhi pekerjaan individual.
-Merencanakan kebutuhan SDM di waktu akan datang.
-Menentukan kebutuhan latihan bagi karyawan lama / baru.
-Menempatkan karyawan pada pekerjaan sesuai keterampilannya.
-Menetapkan standar prestasi kerja.


Pertimbangan Strategik dalam Job Analysis
-Tingkat partisipasi karyawan dalam analisis pekerjaan.
-Tahapan pelaksanaan analisis pekerjaan.
-Waktu pelaksanaan analisis pekerjaan.
-Keputusan penggunaan orientasi.


Pihak-pihak yang Melakukan Analisis Pekerjaan
-Pakar Job Analysis
-Job analyzer dari luar perusahaan
-Supervisor
-Manager
-Individu yang memeahami orang-orang, pekerjaan, dan keseluruhan sistem organisasi.


Tahap Analisis Pekerjaan

Tahap 1 Persiapan Analisis Pekerjaan
Pada tahap persiapan dan analisis pekerjaan dilakukan identifikasi pekerjaan dan penyusunan daftar pertanyaan.
Tahap 2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan kombinasi dari ketiganya.
Tahap 3 Penyempurnaan Data
Pada tahap ini dilakukan pemilahan data yang berguna/ yang tidak dipakai, menyaring data yang relevan/tidak relevan, kemudian menganalisis informasi yang terkumpul bersama dengan orang-orang yang bersangkutan dengan pekerjaan.


Aspek Pekerjaan Dalam Analisis Pekerjaan
-Keluaran pekerjaan (penyusunan pekerjaan, penetapan standar dan tujuan kerja, evaluasi nilai kerja).
-Aktivitas yang dilaksanakan berupa tujuan perancangan kerja, struktur organisasi, persyaratan kerja dan jalur karir, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, dan perencanaan tinjauan kerja.
-Kompetensi berupa definisi persyaratan kerja untuk seleksi, penempatan, jalur karir, rencana desain organisasi kebutuhan pelatihan.
-Struktur balas jasa (administrasi gaji).


Implementasi Analisis Pekerjaan

-Job Description
Pernyataan tertulis yang menguraikan fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek-aspek pekerjaan tertentu.
-Job Specification
Menunjukkan siapa yang melakukan pekerjaan & syarat yang diperlukan.
-Standar Prestasi Kerja
Berfungsi sebagai sasaran atau target bagi pelaksanaan kerja karyawan dan merupakan ukuran kriteria keberhasilan kerja.

Teknik Analisis Pekerjaan
-Observasi, berupa analisis pekerjaan fungsional. Kegiatan observasi dilakukan pada orang yang melaksanakan pekerjaan, di mana diasumsikan pekerjaan konstan sepanjang waktu. Informasi yang diperoleh dari kegiatan ini dikelompokan ke dalam 3 tipe yaitu data, orang, dan barang.
-Wawancara yang dilakukan pada 3 jenis yaitu individu, kelompok karyawan, dan kelompok supervisor. Validitas kegiatan wawancara tergantung pada jumlah sampel yang diambil dan penggunaan metode sistematik.
-Kuesioner yang disesuaikan dengan aktifitas oraganisasi. Kuesioner diterbitkan untuk mendapatkan informasi seputar tugas, tanggung jawab, kemampuan, standar kinerja pekerjaan dan perolehan data menggunakan analisi kualitatif. Kuesioner yang digunakan antara lain kuesioner informasi analisis pekerjaan, kuesioner lengkap, kuesioner analisis posisi.
-Catatan harian karyawan yang merupakan pencatatan secara berkala tugas dan aktifitas karyawan, di mana pada teknik ini dibutuhkan waktu, ketelitian yang tinggi, dan biaya yang mahal. Catatan harian karyawan berguna untuk menganalisis struktur kerja, persyaratan staff, dan kebutuhan pelatihan serta pengembangan.

Kriteria Teknik Analisis Pekerjaan
-Keandalan (reliability) berupa ukuran konsistensi.
-Validitas, berupa ukuran akurasi yang dilakukan dengan menghimpun data dari karyawan dan supervisor.
-Tujuan analisis.

Masalah Dalam Analisis Pekerjaan
-Munculnya ketakutan karyawan terhadap ancaman pekerjaan, tingkat gaji, dan tingkat produksi.
-Mengumpulkan informasi yang mutakhir.

Keberhasilan Kegiatan Analisis Pekerjaan
Berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan analisis pekerjaan bergantung pada beberapa hal berikut :
-Komitmen manajemen puncak
-Keterlibatan serikat pekerja
-Keterlibatan karyawan
-Komunikasi yang efektif
-Penugasan personalia untuk pelaksanaan
-Pengumpulan pakar
-Pengumpulan data
-Penggunaan alat dan teknik yang tepat
-Penggunaan komite untuk pengawas

Sumber :
http://www.humanresources.about.com/od/jobdescriptions/g/job_analysis.htm

bdloan.net/human-resources-management-job-analysis-part-4.html

Desain Pekerjaan


Definisi Desain Pekerjaan

Desain pekerjaan atau job design merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berkaitan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional. Tujuan dari desain pekerjaan adalah memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang akan dipergunakan.
Masing-masing perusahaan atau organisasi memiliki cara tersendiri dalam membuat desain pekerjaan untuk setiap karyawannya sesuia dengan bagiannya masing-masing, di mana dalam penyusunan desain pekerjaan komunikasi antara atasan dan bawahan merupakan elemen penting yang harus diperhatikan.


Alasan Perlunya Desain Pekerjaan

-Seringnya terjadi konflik antara kebutuhan dan keinginan karyawan.
-Sifat unik dari setiap karyawan sehingga muncul berbagai perbedaan sikap, kegiatan fisik dan produktivitas  tertentu.
-Perubahan-perubahan lingkungan, organisasi dan perilaku karyawan.
-Kemampuan dan tersedianya karyawan.


Pendekatan Dalam Desain Pekerjaan

Desain pekerjaan harus dalam bentuk tertulis sehingga ada dokumen yang dapat menjadi rujukan, dimengerti dan disepakati oleh pihak manajemen maupun karyawan di mana kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan prduktivitas karyawan seperti yang dikehendaki oleh perusahaan atau organisasi.

Terdapat 3 jenis pendekatan dalam design pekerjaan atau job designing :
-Manajemen Ilmiah
Pendekatan ilmiah berdasarkan pada konsep bahwa dalam mencapi efisiensi yang tinggi, seorang pekerja dituntut untuk dapat menguasai pekerjaannya. Hal tersebut dapat dicapai bila pekerja tersebut hanya menangani satu jenis pekerjaan dan tidak berganti-ganti. Dengan kata lain, diperlukan adanya spesialisasi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan. Spesialisasi merupakan penguasaan kemampuan dengan ruang lingkup tertentu. Dengan adanya spesialisasi, pekerja dapat memahami tugas dan pekerjaannya, sehingga menghasilkan output besar dengan tingkat kesalahan yang kecil. Kekurangan dari spesialisasi yaitu mengakibatkan kebosanan bagi pekerja karena terdapat pengulangan tugas atau pekerjaan yang sama secara terus-menerus. Kebosanan tersebut meningkatkan ketidakhadiran dan turn over pekerja.
-Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini menekankan bahawa manusia adalah makhluk hidup yang kompleks, sehingga diperlukan adanya pendekatan tertentu dalam penanganannya. Pendekatan tersebut memperhatikan faktor perilaku dan pemenuhan kepuasan terhadap kemauan dan keinginan manusia. Terdapat 2 hal yang menjadi pertimbangan yaitu banyak pekerja yang merasa tugasnya tidak menarik dan pekerja yang menginginkan tanggung jawab yang lebih besar dari tugasnya. Kedua hal tersebut berkaitan dengan kepuasan kerja yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja, suasana kerja, dan output pekerja sendiri.
-Pendekatan Sosioteknis
Pendekatan ini mengarah pada pengembangan tugas yang tidak hanya mencerminkan teknologi yang paling ekonomis tetapi juga memperhatikan faktor sosial tempat karyawan bekerja. Pendekatan tersebut sangat umum dan tidak melakukan perubahan khusus dalam organisasi. Pendekatan ini mencakup pembentukan kelompok kerja yang masing-masing bertanggung jawab untuk sebuah tugas/job. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan komitmen antara manajemen dan pekerja.


Desain Pekerjaan sebagai Motivasi dan Tantangan Bagi Karyawan

Manajemen memiliki kesempatan untuk meningkatkan motivasi karyawan melalui desain pekerjaa. Desain pekerjaan yang baik akan membantu pencapaian 2 hal yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktu dan ketepatan dalam menggunakan kemampuan karyawan. Tepat atau tidaknya suatu desain pekerjaan tergantung pada 5 karakter berikut.
*Desain pekerjaan yang dibuat harus dapat mendorong karyawan untuk menggunakan berbagai kemampuan yang dimiliki. Berada di satu tempat yang sama dengan pekerjaan yang sama secara terus menerus dapat membuat karyawan merasa bosan. Karyawan akan bekerja lebih baik dan bertahan lama bila diberikan pekerjaan yang beragam.
*Desain pekerjaan harus mendorong karyawan agar total dalam pekerjaannya.
*Desain pekerjaan harus memungkinkan karyawan dalam mengerti secara signifikan tugas-tugas mereka.
*Desain pekerjaan yang dibuat harus memungkinkan karyawan memiliki tanggung jawab, kebebasan, tantangan, dan kebebasan untuk berkreasi.
*Desain pekerjaan harus memiliki timbal balik berupa kebutuhan komunikasi antara atasan dan bawahan, di mana komunikasi tersebut bersifat rutin.
Sumber :

Senin, 29 September 2014

Pelatihan dan Pengembangan Karyawan


Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah mengelola program pelatihan dan pengembangan karyawan, guna mendapatkan tenaga kerja yang terampil dan mampu mengerjakan tugas yang dibebankan padanya. Selain itu program pelatihan yang tepat berguna untuk menghindari kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggung jawab bekerja, sehingga produktivitas dan efisiensi kerja dapat tercapai.


Definisi Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan adalah segala sesuau yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana yang dilaksanakan untuk mencapai penguasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap karyawan. Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan keterampilan dalam mengambil keputusan dalam hubungan antar manusia (human relations).


Tujuan Program Pelatihan dan Pengembangan

Memperbaharui keahlian individu sejalan dengan perkembangan teknologi.
Mengurangi waktu belajar dan adaptasi individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
Membantu memecahkan persoalan operasional.
Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.


Manfaat Program Pelatihan dan Pengembangan

Mengurangi waktu belajar individu untuk dapat mencapai standar kerja yang telah ditentukan
Menciptakan sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih mengunungkan
Memenuhi persyaratan-persyaratan perencanaan sumber daya manusia
Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja
Membantu setiap individu dalam peningkatan dan pengembangan pribadi


Analisa Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Program pelatihan dan pengembangan karyawan dirancang untuk membantu sebuah organisasi atau instansi mencapai tujuannya. Untuk itu diperlukan analisa pada masalah kinerja karyawan untuk memutuskan perlu tidaknya diadakan suatu program pelatihan. Berikut tiga sumber analisis dalam kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

1. Analisis Organisasional
Analisa organisasional berupa identifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang akan di butuhkan di masa depan seiring dengan perkembangan organisasi. Selain itu dilakukan analisa kekuatan organisasi, baik kekuatan internal maupun eksternal. Sebagai contoh adanya analisa mengenai masalah-masalah yang akan timbul karena kemampuan tenaga kerja yang kurang update. Analisis ini merupakan langkah dalam penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan dilihat dari perspektif organisasi secara menyeluruh, misi-misi, tujuan-tujuan, dan rencana-rencana strategik perusahaan, serta hasil-hasil perencanaan sumber daya manusia. Secara keseluruhan, analisis organisasi lebih menitikberatkan pada analisis tujuan organisasi dan kebutuhan pelatihan dan pengembangan di lihat dari aspek organisasi itu sendiri. Cara memperoleh informasi dalam melakukan analisa dapat diperoleh melalui angket, wawancara, atau pengamatan.

2. Analisis Pekerjaan
Analisa pekerjaan berfokus pada tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Deskripsi pekerjaan merupakan sumber data yang penting pada kegiatan ini. Analisa ini berkaitan dengan hal-hal yang harus diberikan dalam pelatihan agar para karyawan dapat bekerja secara efektif. Analisis pekerjaan atau tugas dilakukan dengan membandingkan kebutuhan dalam pekerjaan dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan. Sebagai contoh, analisis pada perusahaan manufaktur yang dilakukan dengan mengidentifikasi tugas untuk engineer yang berlaku sebagai instruktur teknis untuk karyawan lain. Dengan membuat daftar tugas yang dibutuhkan oleh engineer, manajemen mengadakan program untuk mengajarkan keterampilan teknis tertentu. Dengan adanya program pelatihan tersebut, diharapkan engineer yang bersangkutan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik serta dapat memenuhi standar kerja perusahaan.

3.Analisis Individual
Analisa indivual dilakukan untuk menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan individual. Kegiatan analisa ini berkaitan dengan kemampuan tiap personal, di mana informasi mengenai hal tersebut dapat diperoleh melalui achievement test, observasi, dan wawancara. Cara yang paling umum digunakan dalam melakukan analisa ini adalah melalui penilaian kinerja yang dilakukan secara berkala.


Metode Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Keberhasilan suatu program pelatihan bergantung pada metode yang digunakan. Adapun metode yang digunakan antara lain:

1. Metode On the job Training
Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan, di mana semua karyawan berada dalam program pelatihan dan pengembangan ketika bekerja. Contoh dari metode ini antara lain meliputi job instruction training, coaching, job rotation, dan apprenticeship.

2. Metode pelatihan Off the Job Training

Pelatihan dan pengembangan dilaksanakan pada lokasi terpisah dengan tempat kerja. Program ini memberikan karyawan dengan keahlian dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pada waktu terpisah dari waktu kerja reguler mereka.Contoh dari metode ini antara lain lecture, video presentation, vestibule training, role playing, case study, self study, program learning, laboratory training dan action training.

Sumber:
wikipedia.org
managementhelp.org
astd.org
businessballs.com
amherst.edu

Selasa, 23 September 2014

Prosedur Seleksi Penerimaan Karyawan



Pengertian Proses Seleksi

Seleksi merupakan proses pemilihan dari sekelompok pelamar  yang dianggap memenuhi kriteria untuk posisi yang tersedia di perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Seleksi merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan atau organisasi karena berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya, diperoleh malalui proses seleksi.


Tujuan Proses Seleksi

Proses seleksi bertujuan untuk menempatkan individu yang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan perusahaan.  Proses seleksi memiliki 2 sasaran yaitu efisiensi dan ekuitas. Efisiensi berkaitan dengan penentuan siapa yang akan bergabung dengan organisasi dan peningkatan kinerja dari individu yang telah direkrut. Sedangkan ekuitas berhubungan dengan komitmen organisasi terhadap keadilan dan kepatuhan hukum.


Metode Seleksi
Beberapa metode yang digunakan dalam proses seleksi antara lain :

1. Metode Non Ilmiah
Metode non ilmiah adalah seleksi yang dilakukan di mana dasar pemilihannya tidak didasarkan pada kriteria, standar, atau spesifikasi jabatan, tetapi hanya berdasarkan pada perkiraan pengalaman. Kelemahan dari metode ini adalah perusahaan tidak memiliki pegangan pasti akan tepat tidaknya seorang karyawan dengan jabatan yang disandangnya.

2. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah prosedur seleksi yang dalam pelaksanaannya berdasarkan pada spesifikasi jabatan dan kebutuhan perusahaan serta berpedoman pada kriteria dan standar tertentu. Proses seleksi dilakukan dengan test pada calon karyawan. Hasil test tersebut berpengaruh pada diterima atau tidaknya karyawan di perusahaan.


Prosedur Seleksi


1. Penerimaan Pendahuluan
Pada tahap ini akan dilakukan seleksi lamaran yang masuk. Lamaran yang tidak memenuhi syarat akan gugur, sedangkan lamaran yang memenuhi syarat akan lanjut ke tahap selanjutnya.

2. Tes Penerimaan
Tes penerimaan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang objektif mengenai pelamar. Tes tersebut menilai perpaduan kemampuan, pengalaman, kepribadian, prestasi, dan kesesuaian kuaifikasi jabatan dari pelamar.

3. Wawancara Seleksi
Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan intens yang dilakukan perusahaan untuk memutuskan diterima atau tidaknya seorang pelamar. Wawancara memiliki tngkat fleksibilitas tinggi karena dapat diterapkan pada tingkat manajerial maupun operasional.

4. Pemeriksaan Referensi
Pemeriksaan referensi dilakukan dengan beberapa cara di antaranya personal references dan employment references. Personal references berhubungan dengan data kerabat dekat pelamar yang diberikan pada perusahaan. Sedangkan employment references berkaitan dengan dengan latar belakang atau pengalaman kerja.

5. Evaluasi Medis
Evaluasi medis dilakukan untuk mengetahui tingkat kesehatan dan kekuatan karyawan. Evaluasi medis memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan dan asuransi.

6. Penerimaan
Penerimaan karyawan merupakan akhir dari proses seleksi. Hasil pada tahap ini adalah pemilihan karyawan baru yang kompeten di bidangnya.

7. Evaluasi
Evaluasi karyawan dilakukan secara berkala dengan melihat absensi, prestasi kerja, dan pekerjaan karyawan guna memaksimalkan produktifitas kerja.


Faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi
Beberapa pertimbangan perusahaan atau organisasi pada proses seleksi antara lain panjangnya periode pelatihan, dana yang diinvestasikan pada karyawan baru, kebijakan manajemen yang seringkali menghambat proses seleksi, serta proses seleksi yang berbeda-beda untuk jenjang jabatan yang ada.
Tahap proses seleksi berbeda-beda untuk tiap organisasi atau perusahaan. Perbedaan itu terletak pada jenis seleksi, lama proses seleksi, biaya pelaksanaan seleksi. Semua faktor tersebut bergantung pada jenis pekerjaan, jabatan, dan kriteria kandidat yang dibutuhkan.


Sumber :
Hasibuan, Malayu . Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara,2001.
Kajianpustaka .com
staff. ui. ac.id
repository.library.uksw.ac.id

psikologi-pio.blogspot.com

Minggu, 14 September 2014

Sistem Manajemen Perekrutan Tenaga Kerja



Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang berperan penting dalam kemajuan suatu perusahaan. Oleh karena itu diperlukan adanya pengelolaan dalam sistem perekrutan tenaga kerja, sehingga perusahaan mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan. Sistem manajemen perekrutan tenaga kerja merupakan tugas dari departemen Human Resource Development (HRD).


Definisi Rekrutmen

Menurut Faustino Cardoso Gomes (1995), rekrutmen merupakan mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam sebuah organisasi. Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah, di mana para pelamar mengharapkan informasi yang jelas mengenai pekerjaan dan fasilitas yang diperoleh dari perusahaan dan perusahaan meninginkan informasi akurat mengenai kontribusi calon karyawan bila telah diterima di perusahaan tersebut. Rekrutmen termasuk fungsi-fungsi MSDM yang mempunyai peranan strategis dalam mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Terdapat dua jenis proses rekrutmen, yaitu rekrutmen internal dan rekrutmen eksternal. Rekrutmen internal merupakan proses mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan dari proses seleksi karyawan yang sudah bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Kelemahan dari proses ini adalah terjadinya ripple effect, yang menyebabkan SDM yang menempati posisi baru membuat SDM yang digantikan merasa kurang nyaman. Sedangkan proses rekrutmen eksternal, perusahaan mendapatkan tenaga kerja dari luar perusahaan. Kelebihan jenis ini adalah perusahaan berpeluang lebih besar untuk mendapatkan SDM yang sesuai kualifikasi. Di sisi lain, sistem ini memiliki kelemahan yaitu karyawan baru memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan perusahaan.


Tujuan Rekrutmen

11.  Mendapatkan sebanyak-banyaknya pelamar kerja. Dengan banyaknya kandidat, maka akan semakin besar peluang perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
22. Proses penyaringan, di mana pelamar yang tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan akan didiskualifikasi.
 3. Pengelompokan pelamar (Applicant Pool) yang merupakan proses pengelompokan individu yang memenuhi kriteria, untuk selanjutnya ditetapkan kandidat yang layak untuk ditempatkan pada posisi yang ditawarkan.
 4. Tujuan pasca pengangkatan (Post Hiring Goal), perusahaan mengharapkan karyawan yang telah di hire dapat bekerja dengan baik dan sejalan dengan visi misi perusahaan.
 5. Proses perekrutan yang berlangsung memiliki efek luberan (Spillover Effects), yang berkaitan dengan citra perusahaan, di mana pelamar yang gagal tetap memiliki pandangan positif tentang perusahaan.


Proses Rekrutmen yang Efektif

Berikut beberapa hal yang harus dilakukan oleh bagian perekrutan untuk menciptakan proses rekrutmen yang efektif.

 1. Melakukan diagnosa dari segi kendala waktu, sumber daya finansial, dan ketersediaan staff, serta berbagai faktor lain yang akan berpengaruh pada proses rekruitmen.
  2. Mendeskripsikan spesifikasi dan standart kerja secara jelas.
  3. Menetapkan kriteria individu pada posisi yang ditawarkan pada proses rekrutmen.
 4. Melakukan evaluasi dan seleksi pada berbagai sumber rekrutmen, sehingga diperoleh kandidat sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.
 5.  Menyusun rencana rekruitmen yang akan dilakukan.


Secara umum, proses perekrutan melalui beberapa proses antara lain:

1.       Perencanaan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu
2.       Pembuatan lowongan kerja
3.       Proses seleksi pelamar
4.       Pemberian feedback
5.       Penempatan tenaga kerja


Pengalaman Mengenai Proses Perekrutan

Proses perekrutan yang pernah saya alami melalui beberapa tahapan. Saya mendapatkan info lowongan kerja di sebuah situs penyedia lowongan kerja. Melalui situs tersebut saya mengirim CV ke perusahaan yang bersangkutan. Kemudian setelah menunggu beberapa waktu, saya dihubungi oleh pihak perusahaan untuk datang guna melakukan proses seleksi. Setelah itu saya menjalani proses seleksi penerimaan karyawan sebagai application engineer. Proses seleksi yang saya jalani terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: psikotest, wawancara, test teknis, dan test kesehatan. Pada tahap wawancara, proses tersebut berlangsung dua kali dan melibatkan beberapa orang, yaitu HRD, User, dan BOD. Pada tahap tersebut juga dilakukan negosiasi gaji dan fasilitas yang akan diterima. Selain itu disepakati pula mengenai job description serta penempatan yang harus dijalani apabila bergabung dengan perusahaan yang bersangkutan.
Setelah selesai menjalani proses seleksi, saya dihubungi oleh pihak HRD dan dinyatakan jika saya diterima bekerja di perusahaan tersebut. Selanjutnya saya menjalani proses penempatan. Di tahap ini saya menjalani program pelatihan orientasi agar saya dapat beradaptasi dengan lingkungan perusahaan dan dapat melakukan tugas dengan baik.

Sumber :
  4. http://www.naukrihub.com/recruitment/recruitment-process.html
 5.  http://hr.ucr.edu/recruitment/guidelines/process.html

Selasa, 09 September 2014

Peningkatan Produktivitas Melalui MSDM

Pengertian MSDM

   Manajemen Sumber Daya Manusia atau yang disingkat MSDM adalah suatu cara yang mengatur tentang hubungan antara organisasi (perusahaan) dengan sumber daya (tenaga kerja), sehingga dapat dicapai tujuan bersama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Dalam impelementasinya, aktifitas MSDM menyangkut berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan efektifitas dan kualitas kerja. Kegiatan tersebut antara lain: perekrutan karyawan/ staffing, perencanaan dan analisis SDM, pengembangan SDM, kompensasi dan keuntungan, motivasi kerja, penilaian dan evaluasi, kesehatan dan keselamatan kerja, serta hubungan antara karyawan dan manajemen. Berbagai aktifitas tersebut berfokus pada pelayanan, produktivitas, dan kualitas.


Urgensi MSDM dari Berbagai Perspektif


Urgensi MSDM dapat dilihat dari berbagai perspektif. Sondang P.Siagian dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia, 1994 menjelaskan keterkaitan MSDM dari 6 sudut pandang. Perspektif tersebut antara lain :

Perspektif Politik
Perspektif ini berkeyakinan bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam sebuah organisasi. Kemajuan dan kelangsungan sebuah organisasi ditentukan oleh kualitas SDM yang terdidik dan terampil.

Perspektif Ekonomi
Sumber daya manusia adalah homo economicus, di mana mereka melakukan kegiatan, berproduksi, dan beraktifitas secara ekonomi. SDM adalah pusat dari keberhasilan yang dicapai dalam sebuah organisasi, karena kekayaan material yang berlimpah dan SOP yang baik tidak akan bermanfaat jika SDM tidak mendapatkan perhatian yang cukup.

Perspektif Hukum
Perpektif ini berkeyakinan bahwa sumber daya manusia yang merupakan elemen penting dalam sebuah organisasi, memiliki hak dan kewajiban yang harus diwujudkan dan diatur melalui aturan, perjanjian, dan ketentuan yang telah disepakati bersama. Apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan berbagai masalah, seperti demonstrasi, mogok kerja, penurunan produktifitas. Masalah-masalah tersebut akan mengganggu keberlangsungan sebuah organisasi.

Perspektif Sosio Kultural
Setiap manusia mengharapkan kehidupan yang lebih baik, yang bisa terwujud dengan berkarya. Kehidupan yang lebih baik akan meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai kebutuhan sosio psikologis yang harus dipenuhi. Dari sisi organisasi, perspektif sosial kultural berkaitan dengan unsur organisasi, seperti: sejarah, falsafah, jenis kegiatan, keanggotaan, dan kebutuhan para pemegang saham yang harus dipenuhi oleh sumber daya manusia sebagai elemen organisasi.

Perspektif Administrasi
Dewasa ini, perananan organisasi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan dalam mengatur dan memanfaatkan sumber daya manusia agar efektif dan efisien. Di sinilah pentingnya MSDM dalam sebuah organisasi.

Perspektif Teknologi
Perspektif ini berpandangan bahwa kemajuan teknologi berperan penting dalam kemajuan  sebuah organisasi. Pandangan tersebut didasarkan pada perkembangan teknologi yang sangat pesat dari waktu ke waktu, oleh karena itu sumber daya manusia diharapkan dapat meningkatkan kemampuan di bidang teknologi. Dengan kecanggihan teknologi, maka akan berdampak positif bagi organisasi, seperti meningkatnya produktivitas, serta terciptanya sistem kerja yang lebih efektif dan efisien.



Pengelolaan Sumber Daya Manusia


    Menurut Edwin B. Flippo (1984), kegiatan pengelolaan sumber daya manusia melalui beberapa proses, antara lain: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan atau sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan SDM menyangkut keseluruhan kegiatan dalam sebuah organisasi. Kegiatan tersebut melibatkan manusia sebagai pelaku, pengelola, dan pelaksana dalam sebuah organisasi/ perusahaan. Di mana kunci dasar keberhasilan organisasi terdapat pada kemampuan manusia yang berada dalam ruang lingkup organisasi, yang harus didukung melalui penempatan SDM yang tepat.



The Right Man on The Right Place


    Staffing atau penempatan merupakan salah satu implementasi dari manajemen sumber daya manusia. Di mana setiap manusia itu unik dengan kelebihan dan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk menempatkan tiap individu di posisi yang sesuai. Penempatan yang tepat akan menghasilkan dampak positif, baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi organisasi, seperti meningkatnya kemampuan individu dan peningkatan produktivitas kerja. Sebaliknya jika proses penempatan tidak tepat, maka yang terjadi adalah penurunan kinerja yang berdampak bagi kelangsungan sebuah organisasi.


Sumber :
1.http://www.bbc.co.uk/bitesize/higher/business_management/human_resource_management/role_importance_human_resources/revision/1/
2.http://www.inc.com/encyclopedia/human-resource-management.html
3.http://www.humanresourceexcellence.com/importance-of-human-resource-management/
4.http://www.hrcentro.com/artikel/Pentingnya_Manajemen_SDM_dalam_Organisasi_120329.html
5.http://www.firstmedia.com/uploads/09-SumberDayaManusia.pdf
6.http://www.mu.ac.in/myweb_test/M.Com.%20Study%20Material/Human%20Res.%20Management%20-%20M.%20Com%20-%20I.pdf